Wednesday, July 30, 2014

SENJATA RAMBO DI GUNAKAN TNI AD




Pernah menonton film Rambo jika pernah maka senjata ultimax 100 tidak asing, masuknya senapan mesin ini ke indonesia di perkirakan sejak



awal 90-an dan di gunakan oleh satuan elit TNI yaitu kopasus TNI AD dan satuan intai Amfibi korps marinir, bahkan kopaska juga mengadopsi senjata ini menarik bukan senjata ini  di gunakan oleh 3 satuan elit maka tidak di ragukan lagi senjata ini bisa di bilang dasyat.


Ultimax 100 bukti keberhasilan dari industri pertahanan dari singapura yang bisa membuat sebuah senjata handal dan juga kepiawaian melihat potensi pasar sehingga banyak Negara yang menggunakanya.


 Dengan kehadiran dari Ultimax 100 melengkapi deretan alusita buatan singapura yang di gunakan oleh TNI,sebuat saja CIS 50 MG caliber 12,7 mm dan pelontar garanat Cis AGl 40. Dalam terminology,senjata ini termasuk SAW (Squad Automatic Weapon) Atau kualifikasi SMR (Senapan Mesin Regu), meski menggunakan Kaliber 6,56 mm senjata ini di gunakan untukj dukungan tembakan, ultimax menggunakan system  single feed system yang artinya tidak bisa menggunakan pola sabuk peluru khas Rambo.

Dalam sejarahanya ultimax di rqancang oleh CIS (hartered Industries od Singapore) sejenis BUMN pertahanan di Indonesia.untuk varian sendiri pada versi pertama Sudah di gunakan TNI AD pada tahun 1982.meskipun di katakan SMR tapi senjata ini di buat dengan berat seringan mungkin yang hanya bobotnya 6,8 Kg, sehingga cocok postur tubuh prajuriat di asia, Ultimax menganut sistem constant recoil, senjata ini pun punya akurasi yang jempolan dan terbilang mudah dikendalikan.


Namun, jangan dikira Ultimax sedari lahir sudah sempurna, varian MK.1 yang meluncur pada 1982 hanya dilengkapi laras yang tidak bisa diganti dan mode penembakan hanya semi full auto. Sistem feed peluru pun masih menganut sabuk rantai yang rawan macet. Kelemahan ini baru diperbaiki pada varian MK.3 yang dapat diganti larasnya plus mode penembakan sudah menganut safe semi full auto. Mulai varian MK.3 diperkenalkan Ultimax Para dengan panjang laras hanya 330 mm plus magasin drum yang mengingatkan kita pada senjata-senjata buatan Uni Soviet.



Selain dengan tingkat akurasi yang tinggi ke unggulan lain adalah mampu di tembakkan meskipun senjata sudah bermandikan lumpur. Akurasi pada penembakan semi otomatis juga mampu membuat grouping yang sama dengan senapan serbusehingga member kenyamanan dan meningkatkan akurasi pengenaan sasaran.Untuk urusan daya tembak, kecepatan tembak (rate of fire) mencapai 400 – 600 proyektil per menit. Sementara kecepatan luncur proyektil bisa melesat hingga 970 meter per detik. Jangkauan tembak efektifnya mencapai 100 – 460 meter. Dengan penyesuaian pada bidikan, jenis peluru dan kondisi lingkungan, jarak tembak maksimumnya bisa mencapai 1.200 – 1300 meter.



Untuk materialny sendiri menggunakan material laras dari baja pilihan yang tahan panas. Untuk mampu melontarkan proyektil terus menerus Hebatnya, Ultimax dapat diganti larasnya tanpa perlu peralatan bantuan. Cukup membuka kunci laras dan menarik laras dengan bantuan carry handle, laras baru bisa dipasang tanpa perlu khawatir tangan melepuh akibat suhu laras yang sangat tinggi membara. untuk mengganti larasnya Pengguna harus memakai sarung tangan termite yang terbuat dari serbuk asbes. Padahal, sarung tangan tersebut mudah hilang, dan yang lebih parah penggunaan serbuk asbes juga dapat menimbulkan risiko kanker paru-paru.



Ultimax sudah malang melintang dalam beberapa laga pertempuran, diantaranya dalam perang di Kroasia, perang di Afghanistan, konflik di Solomon, perang sipil di Sri Lanka, perang di Filipina Selatan, dan Ultimax pun sudah sering turun tangan dalam operasi militer yang dilakukan oleh TNI. Kiprah Ultimax nampak dalam operasi militer menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan penangangan konflik di Maluku.

0 comments:

Post a Comment