Pernah menonton film Rambo jika
pernah maka senjata ultimax 100 tidak asing, masuknya senapan mesin ini ke
indonesia di perkirakan sejak
awal 90-an dan di gunakan oleh satuan elit TNI yaitu kopasus TNI AD dan satuan intai Amfibi korps marinir, bahkan kopaska juga mengadopsi senjata ini menarik bukan senjata ini di gunakan oleh 3 satuan elit maka tidak di ragukan lagi senjata ini bisa di bilang dasyat.
Ultimax 100 bukti keberhasilan dari industri
pertahanan dari singapura yang bisa membuat sebuah senjata handal dan juga
kepiawaian melihat potensi pasar sehingga banyak Negara yang menggunakanya.
Dengan kehadiran dari Ultimax 100 melengkapi
deretan alusita buatan singapura yang di gunakan oleh TNI,sebuat saja CIS 50 MG
caliber 12,7 mm dan pelontar garanat Cis AGl 40. Dalam terminology,senjata ini
termasuk SAW (Squad Automatic Weapon) Atau kualifikasi SMR (Senapan Mesin Regu), meski
menggunakan Kaliber 6,56 mm senjata ini di gunakan untukj dukungan tembakan,
ultimax menggunakan system single feed system
yang artinya tidak bisa menggunakan pola sabuk peluru khas Rambo.
Dalam sejarahanya ultimax di
rqancang oleh CIS (hartered Industries od Singapore) sejenis BUMN pertahanan di
Indonesia.untuk varian sendiri pada versi pertama Sudah di gunakan TNI AD pada
tahun 1982.meskipun di katakan SMR tapi senjata ini di buat dengan berat
seringan mungkin yang hanya bobotnya 6,8 Kg, sehingga cocok postur tubuh prajuriat
di asia, Ultimax menganut sistem constant recoil, senjata ini pun punya akurasi
yang jempolan dan terbilang mudah dikendalikan.
Namun, jangan dikira Ultimax sedari
lahir sudah sempurna, varian MK.1 yang meluncur pada 1982 hanya dilengkapi
laras yang tidak bisa diganti dan mode penembakan hanya semi full auto.
Sistem feed peluru pun masih menganut sabuk rantai yang rawan macet. Kelemahan
ini baru diperbaiki pada varian MK.3 yang dapat diganti larasnya plus mode penembakan
sudah menganut safe semi full auto. Mulai varian MK.3 diperkenalkan Ultimax
Para dengan panjang laras hanya 330 mm plus magasin drum yang mengingatkan kita
pada senjata-senjata buatan Uni Soviet.
Selain dengan tingkat akurasi yang
tinggi ke unggulan lain adalah mampu di tembakkan meskipun senjata sudah
bermandikan lumpur. Akurasi pada penembakan semi otomatis juga mampu membuat
grouping yang sama dengan senapan serbusehingga member kenyamanan dan
meningkatkan akurasi pengenaan sasaran.Untuk urusan daya tembak, kecepatan
tembak (rate of fire) mencapai 400 – 600 proyektil per menit. Sementara
kecepatan luncur proyektil bisa melesat hingga 970 meter per detik. Jangkauan
tembak efektifnya mencapai 100 – 460 meter. Dengan penyesuaian pada bidikan,
jenis peluru dan kondisi lingkungan, jarak tembak maksimumnya bisa mencapai
1.200 – 1300 meter.
Untuk materialny sendiri menggunakan
material laras dari baja pilihan yang tahan panas. Untuk mampu melontarkan
proyektil terus menerus Hebatnya, Ultimax dapat diganti larasnya tanpa perlu
peralatan bantuan. Cukup membuka kunci laras dan menarik laras dengan bantuan
carry handle, laras baru bisa dipasang tanpa perlu khawatir tangan melepuh
akibat suhu laras yang sangat tinggi membara. untuk mengganti larasnya Pengguna
harus memakai sarung tangan termite yang terbuat dari serbuk asbes.
Padahal, sarung tangan tersebut mudah hilang, dan yang lebih parah penggunaan
serbuk asbes juga dapat menimbulkan risiko kanker paru-paru.
Ultimax sudah malang melintang dalam
beberapa laga pertempuran, diantaranya dalam perang di Kroasia, perang di
Afghanistan, konflik di Solomon, perang sipil di Sri Lanka, perang di Filipina
Selatan, dan Ultimax pun sudah sering turun tangan dalam operasi militer yang
dilakukan oleh TNI. Kiprah Ultimax nampak dalam operasi militer menumpas
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan penangangan konflik di Maluku.
0 comments:
Post a Comment