Friday, August 1, 2014

LVTP-7 PENGANGKUT PERSONIL MARINIR

Korps marinir yang sudah malang melintang dalam pertempuran mulai dari dwikora sampai dengan aceh kebanyakn mengandalkan ranpur amfibi yang berusia lawas hampir sama dengan umur para pejuang contohnya BTR-50 dan PT-76 yang sudah eksis pada tahun 60-an di datangkan dari uni soviet untuk merebut irian jaya kunci sukses daripertempuran bukan hanya dari Tank tapi juga kendaraan untuk mengangkut personil yang akan di terjunkan dalam medan perang.



Untuk urusan ranpur pendarat amfibi, sudah empat dekade Marinir TNI AL selalu mengandalkan BTR-50. Walau sudah diretrofit, tetap pada hekekatnya BTR-50 adalah ranpur tua. Pada ranpur tua meskipun mengalami retrofit tetap saja resiko macet bahkan tenggelam tak dapat di hindarkan bahkan ada insiden yang menewaskan prajurit korps marinir, selain BTR-50 ada alternatif lain , seperti  AMX-10 dan BVP-2, keduanya memang lebih modern tapi sayang tidak bisa mengakut prajurit melibihi kapasitas dari BTR-50, dimana BTR-50 bisa membawa 20 personel bersenjata lengkap.

pada tahun 2010, muncul sebuah  solusi  untuk Korps Marinir dengan menghadirkan ranpur LVTP (Landing Vehicle Tracked)-7. LVTP-7 dirancang dengan desain roda rantai,termasuk dalam kelas amfibi, LVTP-7 ini tergolong unik dimana badan ranpur ini terlihat gemuk denagn berat 30 ton,berat ranpur bukan alasan untuk menampung 25 personil senjata lengkap plus 3 awak.

LVTP-7 ini bukan di rancang untuk menghadapi Tank MBT kerena persnejataan yang di bawa terbatas ada sisi unik yang melengkapi persenjataan pada ranpur ini, yaitu  Amerika Serikat selalu mengandalkan varian LVTP-7  disetiap gelar operasi amfibi, bahkan di dekat pantai saja, ranpur ini yang juga dijuluki AAV (Assault Amphibian Vehicle)-7 ini juga hadir di medan konflik berpasir, seperti di Somalia dan wilayah Irak.
Sebagai senjata  LVTP-7 mempercayakan Cuma membawa SMB (senapan mesin berat) browning M2HB kaliber 12,7 mm. Secara teori ranpur ini biasa memuat hingga 1200 peluru kaliber 12,7 mm. denagn sedikit modifakasi bisa membawa pelontar granat kaliber 40 mm dengan tipe peluru M430 berkategori HEDP (high explosive dual purpose). Untuk melindungi personil  ranpur ini dilengkapi smoke discharger kalibr 40 mm. LVTP-7 memilikki lapian baja standar 5 cm.


Untuk mesinya mesin General Motors 8V53T di tempatkan kompartemen depan sama dengan ranpur AMX-10 dan BVP-2,sistem transmisi FMC-400-3 dengan empat percepatan,alhasil ranpur ini dapat di kenjot hingga mencapai 64 km perjam di darat utnutk urusan melewati air sekitar 14 km perjam dengan jarak tempuah 480 km.
Ranpur ini di buat oleh pabrikan dari korea selatan dengan lisensi dari FMC Corporation ,perolehan ranpur ini dengan mekanisme hibah yang awal perjanjian 35 unit saat ini yang hadir melengkapi alusista TNI AL Cuma 10 unit saja,tap jangan kwatir soalnya semua ranpur yang ada di indonesia sudah di upgrade versi AAV-7A1 dan sangat pas dioperasikan dari kapal jenis LPD (Landing Platform Dock), untuk pengalaman tempur sudah teruji di banyak pertempuran seperti perang Malvinas (digunakan Marinir Argentina), perang Teluk dan perang Irak. (Haryo Adjie Nogo Seno).








Spesifikasi LVTP-7
Pabrik : FMC Corporation
Produksi Perdana : 1972
Berat : 30 ton
Panjang : 7,94 meter
Lebar : 3,27 meter
Tinggi : 3,26 meter
Kecepatan maksimum : 64 Km/jam di darat dan 14 Km/jam di air
Awak : 3 +25


0 comments:

Post a Comment